Fakta Menarik “Styrofoam”

Akhir-akhir ini nama Polystyrene (PS foam) atau lebih dikenal dengan merek Styrofoam telah menjadi perbincangan hangat, terutama di Kota Bandung Jawa Barat. Itu setelah Walikota mereka, Ridwan Kamil membuat kebijakan kontroversial dengan melarang penggunaan Styrofoam sama sekali, atau zero Styrofoam di kota Kembang itu. Kebijakan itu tertuang pada Surat Edarannya dengan nomor 658.1/SE.117-BPLH/2016. Namun ada beberapa fakta menarik terkait Styrofoam yang perlu diketahui, dan bisa menjadi pertimbangan sebelum meninggalkannya.

1. Polystyrene tidak sama dengan Styrene

Polystyrene dengan Styrene berbeda substansi. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang fakta ini. Memang Polystyrene terbuat dari Styrene tapi keduanya tidak bisa disamakan. KarenaB tahapan pembuatan Styrofoam berlaku irreversible. artnya Polystyrene ataupun Styrofoam tidak bisa dikembalikan menjadi Styrene, Benzene, apalagi kembali menjadi Naptha dan juga LPG. Maka dengan demikian menyamakan Polystyrene dengan Styrene, sama saja menyamakan berlian dengan karbon, atau pula menyamakan bubur dengan beras.

2. FDA: Polystyrene aman untuk digunakan.

Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa Polystyrene aman untuk digunakan. Lembaga tersebut telah membuktikan dengan ilmiah. Hasilnya bahwa lebih dari 50 tahun polystyrene aman untuk digunakan penyajian produk makanan. Selain daya tahannya yang lebih panjang dan membuat makanan tetap terjaga kualitas dalam waktu lama, bahan yang lebih dikenal sebagai gabus juga praktis, ringan, relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik. Inilah yang membuat bahan ini sangat disukai dan banyak digunakan, tidak hanya untuk industri besar tapi juga pedagang kaki lima di pinggir jalan.

3. Polystyrene dapat didaur ulang.

Pembungkus makanan Polystyrene dapat didaur ulang oleh banyak komunitas diseluruh negara. Contohnya lebih dari 20 % orang California dapat mendaur ulang polystyrene ke dalam program crubside. Kemudian juga dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat insulasi. Selain itu, sampah Styrofoam juga dapat dijadikan sebagai produk kerajinan. Sehingga sampah Styrofoam yang awalnya tidak berharga menjadi bernilai dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

4. National Toxicology: Biarkan pikiranmu tenang

Pernyataan Direktur National Institute of Environmental Health Sciences, Dr Linda Birnbaum, Ph.D. yang telah banyak dikutip oleh wartawan pada 2011 adalah, “Saya akan menjelaskan secara jelas tentang Polystyrene”.. Product ini adalah barang yang sudah jelas bukan lagi masalah. Maka dengan demikian apa yangB dikhawatirkan banyak orang, bahwa kemasan makanan bernama Polystyrene foam (Styrofoam) berbahaya untuk makanan, tidaklah benar.

Berbahaya apabila residu yang ada di Polystyrene foam melebihi 5000 ppm. Sementara Styrofoam hanya residu sekitar 0-43 ppm, ini sesuai dengan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Sementara Polystyrene foam pada kemasan makanan yang beredar di Indonesia hanya residu sekitar 0-43 ppm, ini sesuai dengan pernyataan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.

 

Sumber: http://psfoamaman.com/2016/12/21/fakta-menarik-styrofoam/

By | 2017-12-20T09:03:47+00:00 December 17th, 2017|Facts, Resources|